Jumat, 25 April 2014

BUDIDAYA KELAPA SAWIT...



 BUDIDAYA KELAPA SAWIT
I. PENDAHULUAN
Agribisnis kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.), baik yang berorientasi pasar lokal maupun global akan berhadapan dengan tuntutan kualitas produk dan kelestarian lingkungan selain tentunya kuantitas produksi. PT. Natural Nusantara berusaha berperan dalam peningkatan produksi budidaya kelapa sawit secara Kuantitas, Kualitas dan tetap menjaga Kelestarian lingkungan (Aspek K-3).

II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
Lama penyinaran matahari rata-rata 5-7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500-4.000 mm. Temperatur optimal 24-280C. Ketinggian tempat yang ideal antara 1-500 m dpl. Kecepatan angin 5-6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan.

2.2. Media Tanam
Tanah yang baik mengandung banyak lempung, beraerasi baik dan subur. Berdrainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam (80 cm), pH tanah 4-6, dan tanah tidak berbatu. Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan kelapa sawit.

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
3.1.1. Penyemaian

Kecambah dimasukkan polibag 12x23 atau 15x23 cm berisi 1,5-2,0 kg tanah lapisan atas yang telah diayak. Kecambah ditanam sedalam 2 cm. Tanah di polibag harus selalu lembab. Simpan polibag di bedengan dengan diameter 120 cm. Setelah berumur 3-4 bulan dan berdaun 4-5 helai bibit dipindahtanamkan.

Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam polibag 40x50 cm setebal 0,11 mm yang berisi 15-30 kg tanah lapisan atas yang diayak. Sebelum bibit ditanam, siram tanah dengan POC NASA 5 ml atau 0,5 tutup per liter air. Polibag diatur dalam posisi segitiga sama sisi dengan jarak 90x90 cm.

3.1.2. Pemeliharaan Pembibitan
Penyiraman dilakukan dua kali sehari. Penyiangan 2-3 kali sebulan atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma. Bibit tidak normal, berpenyakit dan mempunyai kelainan genetis harus dibuang. Seleksi dilakukan pada umur 4 dan 9 bulan. Pemupukan pada saat pembibitan sebagai berikut :
Pupuk Makro
15-15-6-4
Minggu ke 2 & 3 (2 gram); minggu ke 4 & 5 (4gr); minggu ke 6 & 8 (6gr); minggu ke 10 & 12 (8gr)
12-12-17-2
Mingu ke 14, 15, 16 & 20 (8 gr); Minggu ke 22, 24, 26 & 28 (12gr), minggu ke 30, 32, 34 & 36 (17gr), minggu ke 38 & 40 (20gr).
12-12-17-2
Minggu ke 19 & 21 (4gr); minggu ke 23 & 25 (6gr); minggu ke 27, 29 & 31 (8gr)
POC NASA
Mulai minggu ke 1 – 40 (1-2cc/lt air perbibit disiramkan 1-2 minggu sekali).

Catatan : Akan Lebih baik pembibitan diselingi/ditambah SUPERNASA 1-3 kali dengan dosis 1 botol untuk + 400 bibit. 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman

3.2. Teknik Penanaman
3.2.1. Penentuan Pola Tanaman
Pola tanam dapat monokultur ataupun tumpangsari. Tanaman penutup tanah (legume cover crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma). Penanaman tanaman kacang-kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.

3.2.2. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat beberapa hari sebelum tanam dengan ukuran 50x40 cm sedalam 40 cm. Sisa galian tanah atas (20 cm) dipisahkan dari tanah bawah. Jarak 9x9x9 m. Areal berbukit, dibuat teras melingkari bukit dan lubang berjarak 1,5 m dari sisi lereng.

3.2.3. Cara Penanaman
Penanaman pada awal musim hujan, setelah hujan turun dengan teratur. Sehari sebelum tanam, siram bibit pada polibag. Lepaskan plastik polybag hati-hati dan masukkan bibit ke dalam lubang. Taburkan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang selama + 1 minggu di sekitar perakaran tanaman. Segera ditimbun dengan galian tanah atas. Siramkan POC NASA secara merata dengan dosis ± 5-10 ml/ liter air setiap pohon atau semprot (dosis 3-4 tutup/tangki). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPERNASA. Adapun cara penggunaan SUPERNASA adalah sebagai berikut: 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 2 liter 2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.



3.3. Pemeliharaan Tanaman
3.3.1. Penyulaman dan Penjarangan
Tanaman mati disulam dengan bibit berumur 10-14 bulan. Populasi 1 hektar + 135-145 pohon agar tidak ada persaingan sinar matahari.

3.3.2. Penyiangan
Tanah di sekitar pohon harus bersih dari gulma.

3.3.3. Pemupukan
Anjuran pemupukan sebagai berikut :

Pupuk Makro

Urea
  1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 dan 36
  2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst

225 kg/ha
1000 kg/ha

TSP
  1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 dan 36
  2. Bulan ke 48 & 60

115 kg/ha
750 kg/ha

MOP/KCl
  1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 dan 36
  2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst

200 kg/ha
1200 kg/ha

Kieserite
  1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 dan 36
  2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst

75 kg/ha
600 kg/ha

Borax
  1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 dan 36
  2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst

20 kg/ha
40 kg/ha

NB. : Pemberian pupuk pertama sebaiknya pada awal musim hujan (September - Oktober) dan kedua di akhir musim hujan (Maret- April). POC NASA
a. Dosis POC NASA mulai awal tanam :
0-36 bln
2-3 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang, setiap 4 - 5 bulan sekali
>36 bln
3-4 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang, setiap 3 – 4 bulan sekali

b. Dosis POC NASA pada tanaman yang sudah produksi tetapi tidak dari awal memakai POC NASA.

Tahap 1 : Aplikasikan 3 - 4 kali berturut-turut dengan interval 1-2 bln. Dosis 3-4 tutup/ pohon
Tahap 2 : Aplikasikan setiap 3-4 bulan sekali. Dosis 3-4 tutup/ pohon
Catatan: Akan Lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPERNASA 1-2 kali/tahun dengan dosis 1 botol untuk + 200 tanaman. Cara lihat Teknik Penanaman (Point 3.2.3.)

3.3.4. Pemangkasan Daun
Terdapat tiga jenis pemangkasan yaitu:
  1. Pemangkasan pasir. Membuang daun kering, buah pertama atau buah busuk waktu tanaman berumur 16-20 bulan.
  2. Pemangkasan produksi. Memotong daun yang tumbuhnya saling menumpuk (songgo dua) untuk persiapan panen umur 20-28 bulan.
  3. Pemangkasan pemeliharaan. Membuang daun-daun songgo dua secara rutin sehingga pada pokok tanaman hanya terdapat sejumlah 28-54 helai.

3.3.5. Kastrasi Bunga
Memotong bunga-bunga jantan dan betina yang tumbuh pada waktu tanaman berumur 12-20 bulan.

3.3.6. Penyerbukan Buatan
Untuk mengoptimalkan jumlah tandan yang berbuah, dibantu penyerbukan buatan oleh manusia atau serangga.

a. Penyerbukan oleh manusia.
Dilakukan saat tanaman berumur 2-7 minggu pada bunga betina yang sedang represif (bunga betina siap untuk diserbuki oleh serbuk sari jantan). Ciri bunga represif adalah kepala putik terbuka, warna kepala putik kemerah-merahan dan berlendir.

Cara penyerbukan:
1. Bak seludang bunga.
2. Campurkan serbuk sari dengan talk murni ( 1:2 ). Serbuk sari diambil dari pohon yang baik dan biasanya sudah dipersiapkan di laboratorium, semprotkan serbuk sari pada kepala putik dengan menggunakan baby duster/puffer.

b. Penyerbukan oleh Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit.
Serangga penyerbuk Elaeidobius camerunicus tertarik pada bau bunga jantan. Serangga dilepas saat bunga betina sedang represif. Keunggulan cara ini adalah tandan buah lebih besar, bentuk buah lebih sempurna, produksi minyak lebih besar 15% dan produksi inti (minyak inti) meningkat sampai 30%.

3.4. Hama dan Penyakit
3.4.1. Hama
a. Hama Tungau
Penyebab: tungau merah (Oligonychus). Bagian diserang adalah daun. Gejala: daun menjadi mengkilap dan berwarna bronz. Pengendalian: Semprot Pestona atau Natural BVR.

b. Ulat Setora
Penyebab: Setora nitens. Bagian yang diserang adalah daun. Gejala: daun dimakan sehingga tersisa lidinya saja. Pengendalian: Penyemprotan dengan Pestona.

3.4.2. Penyakit
a. Root Blast
Penyebab: Rhizoctonia lamellifera dan Phythium Sp. Bagian diserang akar. Gejala: bibit di persemaian mati mendadak, tanaman dewasa layu dan mati, terjadi pembusukan akar. Pengendalian: pembuatan persemaian yang baik, pemberian air irigasi di musim kemarau, penggunaan bibit berumur lebih dari 11 bulan. Pencegahan dengan pengunaan Natural GLIO.

b. Garis Kuning
Penyebab: Fusarium oxysporum. Bagian diserang daun. Gejala: bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat pada daun, daun mengering. Pengendalian: inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda. Pencegahan dengan pengunaan Natural GLIO semenjak awal.

c. Dry Basal Rot
Penyebab: Ceratocyctis paradoxa. Bagian diserang batang. Gejala: pelepah mudah patah, daun membusuk dan kering; daun muda mati dan kering. Pengendalian: adalah dengan menanam bibit yang telah diinokulasi penyakit.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki .

3.5. Panen
3.5.1. Umur Panen
Mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.

Sumber:
http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-kelapa-sawit.html

KULTUR JARINGAN SECARA UMUM



Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan dengan kondisi aseptik, sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri tumbuh menjadi tanaman lengkap kembali.
Prinsip
Teknik kultur jaringan memanfaatkan prinsip perbanyakan tumbuhan secara vegetatif. Berbeda dari teknik perbanyakan tumbuhan secara konvensional, teknik kultur jaringan dilakukan dalam kondisi aseptik di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Karena itu teknik ini sering kali disebut kultur in vitro. Dikatakan in vitro (bahasa Latin), berarti "di dalam kaca" karena jaringan tersebut dibiakkan di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi. Teori ini mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat berkembang biak karena seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringan-jaringan hidup. Oleh karena itu, semua organisme baru yang berhasil ditumbuhkan akan memiliki sifat yang sama persis dengan induknya.
Prasyarat
Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan. Hal yang paling esensial adalah wadah dan media tumbuh yang steril. Media adalah tempat bagi jaringan untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan. Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk hidup dan memperbanyak dirinya.
Media
Ada dua penggolongan media tumbuh: media padat dan media cair. Media padat pada umumnya berupa padatan gel, seperti agar, dimana nutrisi dicampurkan pada agar. Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di air. Media cair dapat bersifat tenang atau dalam kondisi selalu bergerak, tergantung kebutuhan. Komposisi media yang digunakan dalam kultur jaringan dapat berbeda komposisinya. Perbedaan komposisi media dapat mengakibatkan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang ditumbuhkan secara in vitro. Media Murashige dan Skoog (MS) sering digunakan karena cukup memenuhi unsur hara makro, mikro dan vitamin untuk pertumbuhan tanaman.
Nutrien yang tersedia di media berguna untuk metabolisme, dan vitamin pada media dibutuhkan oleh organisme dalam jumlah sedikit untuk regulasi. Pada media MS, tidak terdapat zat pengatur tumbuh (ZPT) oleh karena itu ZPT ditambahkan pada media (eksogen). ZPT atau hormon tumbuhan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Interaksi dan keseimbangan antara ZPT yang diberikan dalam media (eksogen) dan yang diproduksi oleh sel secara endogen menentukan arah perkembangan suatu kultur.
 Penambahan hormon tumbuhan atau zat pengatur tumbuh pada jaringan parenkim dapat mengembalikan jaringan ini menjadi meristematik kembali dan berkembang menjadi jaringan adventif tempat pucuk, tunas, akar maupun daun pada lokasi yang tidak semestinya. Proses ini dikenal dengan peristiwa dediferensiasi. Dediferensiasi ditandai dengan peningkatan aktivitas pembelahan, pembesaran sel, dan perkembangan jaringan.

Beberapa jaringan yang lambat dalam pertumbuhan mereka. Bagi mereka akan ada dua pilihan: (i) Optimalisasi media tumbuh, (ii) Membudidayakan sehat dan penuh semangat tumbuh jaringan atau varietas. Necrosis bisa merusak jaringan kultur. Umumnya, nekrosis kultur jaringan bervariasi dalam varietas yang berbeda dari tanaman. Dengan demikian, dapat dikelola oleh kultur sehat dan penuh semangat tumbuh varietas.
Metode
Metode perbanyakan tanaman secara in vitro dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu melalui perbanyakan tunas dari mata tunas apikal, melalui pembentukan tunas adventif, dan embriogenesis somatik, baik secara langsung maupun melalui tahap pembentukan kalus Ada beberapa tipe jaringan yang digunakan sebagai eksplan dalam pengerjaan kultur jaringan. Pertama adalah jaringan muda yang belum mengalami diferensiasi dan masih aktif membelah (meristematik) sehingga memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi. Jaringan tipe pertama ini biasa ditemukan pada tunas apikal, tunas aksiler, bagian tepi daun, ujung akar, maupun kambium batang. Tipe jaringan yang kedua adalah jaringan parenkima, yaitu jaringan penyusun tanaman muda yang sudah mengalami diferensiasi dan menjalankan fungsinya. Contoh jaringan tersebut adalah jaringan daun yang sudah berfotosintesis dan jaringan batang atau akar yang berfungsi sebagai tempat cadangan makanan.

Jumat, 13 Desember 2013

TUGAS KKPI TINGKAT 4 (ATP)


PT. Known-You Seed Indonesia

Selayang Pandang
PT. Known-You Seed Indonesia, berdiri pada 22 Juli tahun 2008 adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pertanian, utamanya dalam memproduksi benih F1, yakni benih sayur-sayuran dan buah-buahan, perusahaan ini sendiri merupakan anak cabang dari PT. Known-you Seed Taiwan. Untuk lokasi perusahaan yang ada di Indonesia, terletak di Wonosobo, Jawa Tengah, tepatnya Jl. Mayjen Bambang Sugeng Km 6, Wonosobo.
1.Komoditas perusahaan.
Seperti yang telah dipaparkan tadi, PT. Known-You Seed Indonesia, bergerak dalam bidang pembenihan, cara pengelolaannya dilakukan dengan Polinasi. Polinasi itu sendiri merupakan proses penempelan serbuk sari ke kepala putik, melalui Polinasilah benih yang didapat mempunyai keturunan F1 atau sama seperti induknya. Beberapa macam komoditas tanaman yang diperbanyak melalui polinasi oleh perusahaan perbenihan yang terletak di  Farm Wonosobo yaitu Timun, Kacang panjang, Tomat,  dan Melon.
2.Penanganan Quality Control
Penanganan QC yang ada di PT. Known-You Seed Indonesia, meliputi:
1.Pengambilan Sampel
2.Pengujian Kadar Air
3.Pengujian Kemurnian Benih (Purity)
4.Pengujian Daya Kecambah
5.Pengujian Daya Tumbuh

3.Penanganan Limbah
  
Limbah yang dihasilkan perusahaan terdiri dari 2 macam yakni:
1.      Limbah Cair
. limbah cair domestik
. limbah cair dari kegiatan pencucian
. limbah peralatan produksi dan utilitas lainnya
2.      Limbah Padat
. sisa kemasan pestisida
. sampah domestik karyawan atau tenaga kerja lainnya
. sisa-sisa kegiatan produksi, seperti kulit buah dll.

Untuk penanganan limbah perusahaan di  PT Known-You Seed Indonesia  dilakukan dengan beberapa cara sesuai dengan limbah yang dihasilkan. Untuk limbah cair seperti hasil pencucian biji, biasanya langsung dibuang ke selokan karena masih tergolong aman untuk lingkungan, sementara untuk limbah cair lain yang berbahaya, dikumpulkan pada tempat tertentu untuk diolah kembali sehingga ketika dibuang atau dimanfaatkan kembali aman untuk lingkungan. Sementara untuk limbah padat bongkaran lahan seperti mulza, tanaman mati, kemasan pestisida, dikumpulkan kemudian dibakar. Dalam perusahaan juga banyak botol plastic pestisida atau air mineral yang sudah tidak terpakai. Penanganan limbah – limbah tersebut biasanya dimanfaatkan untuk alat-alat pendukukng kegiatan penyiraman atau aplikasi pupuk, yakni dengan cara botol dipotong dengan ukuran tertentu, seta ada juga yang dimanfaatkan  untuk perangkap lalat dengan diolesi gramor dan diletakkan diantara tanaman.

Setiap tahunya pada bulan Juni/Juli, perusahaan meminta bantuan dari Lab Kesehatan Semarang untuk melakukan uji Air, Udara, Bakteri, setelah pengujian dilakukan, maka akan didapatkan hasil, antinya dari pihak laboratorium akan membrikan feed back ke perusahaan untuk ditindak  lanjuti, dan melapor pada instansi terkait, dalam hal ini adalah Badan Lingkungan Hidup.

4.HRD dan Standar Pegawai Perusahaan

Tenaga kerja yang saat ini ada di PT. Known-You Seed Indonesia adalah sebagai berikut:
Jumlah tenaga kerja,Karyawan = 20 orang, 2 tenaga kerja asing(Direct & Tenaga Ahli Quality Control), serta 27 tenaga harian. Tingkat pendidikan yang ada adalah dari berbagai bidang disiplin ilmu. Namun untuk karyawan mempunyai standar tersendiri yakni minimal lulusan SMA atau sederajat, dan untuk bidang produksi adalah mereka-mereka yang bergerak dan paham dalam bidang pertanian.

5. Produk yang dihasikan PT.KNOWN -YOU SEED INDONESIA dan Sasaran    Pemakai
Produk yag dihasilkan berupa benih F1, namun produk benih yang diutamakan adalah benih timun.
Produk  benih lain yang dihasilkan di PT. Known -You Seed Indonesia antara lain:
• Benih Pepaya
• Benih Lobak
• Benih Melon
• Benih Labu
• Benih Tomat
• Benih Bayam, dll
Benih tersebut telah di produksi dan merupakan keturunan nomer 1 ( F1) yang telah di seleksi dan kemudian di kemas secara rapi dan siap untuk di pasarkan.
Benih-benih tersebut di pasarkan di beberapa Kota besar di Jawa seperti:
 Wonosobo,Semarang,DIY,Jakarta,Bandung,Surabaya
Luar Jawa seperti Bali ,Sumatra,Kalimantan,Sulawesi serta ada yang di eksport ke luar negeri yaitu Singapura ,Malaysia,Taiwan,Tailand dan Filiphina. Perusahaan juga masih mendatangkan benih jantan khusus dari Taiwan yang nantinya di gunakan sebagai bahan untuk induk jantan dimana bunganya digunakan untuk proses penyerbukan ke kepala putik induk betina sehingga menghasilkan benih F1. Utamnya sendiri untuk konsumen lokal adalah toko-toko pertanian, yang antinya akan menjual benih ke para pembeli.
6.SISTEM PEMASARAN
Sisten pemasaran yang diterapkan di PT. KNOWN -YOU SEED INDONESIA  dibagi menjadi 2:
1.Sistem Online (Service Center)
Untuk pemesanan diluar daerah Jawa Tengah pemesanan dapat dilakukan  melalui system online internet, lewat website “Knownyouseedindonesia.wordpress.com” atau biasanya diarahkan langsung di service center yang tersebar di seluruh Indonesia bagian barat. Seperi di Jawa Barat (Bandung), Jawa Timur (Surabaya), Sumatra(Medan) dan masih banyak lagi. Setelah melakukan pemesanan barang, dilakukan  pembayaran sesuai jumlah barang yang dipesan dan harus sudah lunas. Pengiriman barang dilakukan melalui jasa pengiriman barang tertentu yang sudah menjalin kerja sama.
2. Sistem Tenaga Marketing
Sistem pemasaran ini biasanya disalurkan ke toko-toko khusus yang sudah bekerja sama dengan  PT. KNOWN- YOU SEED  yang dibantu tenaga marketing. Untuk system tenaga marketing hanyalah ada didaerah jawa tengah saja, konsumen(bukan dari toko) tidak bisa langsung membeli produk  di perusahaan, biasanya pihak perusahaan akan mengarahkan ke toko-toko  penjualan produk benih PT KNOWN YOU SEED terdekat dengan daerah pembeli jumlah teknisi didaerah Jawa Tengah dan DIY ,berikut pembagian wilayah pemasaran didaerah Jawa Tengah dan DIY :
Kode CJC I     = Semarang, Batang, Pekalongan
Kode CJC II   = Wonosobo, Temanggung
Kode CJC III  =Magelang, Ambarawa
Kode CJC IV  =Kebumen, Purworejo, Jogja, Klaten
Kode CJE I     =Jepara, Demak, Kudus
Kode CJE II   =Rembang, Blora, Grobogan
Kode CJE III  =Sragen, Karanganyar, Solo
Kode CJW I    =Brebes, Tegal ,Pemalang
Kode CJW II  =Banyumas, Cilacap, Purbalingga
Tetapi untuk saat ini diberlakukan siste 2 basecamp yang berada di Magelang dan Jogja. Setiap 1 basecamp membawai 6 sampai 7 orang dan untuk pembagian wilayah masing-masing, mengacu pada pembagian wilayah diatas.  
sumber:
www.fatkhulbaroroh.com
pemberian materi dari perusahaan oleh ibu Ester